Di saat kariernya tengah
bersinar, rupanya terbersit kerinduan dalam diri Bams untuk melayani Tuhan Yesus.
Kerinduannya pun terjawab, ia ditawari menjadi vokalis GMB. “Dari dulu gue
sudah terpikir untuk pelayanan. Karena tawaran itu, akhirnya gue enggak jadi
buat album rohani solo,” jelas pemilik nama lengkap Bambang Reguna Bukit. “Gue serius ada di sini
(pelayanan-red). Jujur di sini gue enggak nyari duit. Gue nyari kepuasan hati.
Gue ingin bisa nyenengin orang lain. Ketika orang bisa tergerak mengikut Tuhan,
kepuasan itu enggak terbayar.”
Tatkala ditawari menjadi
vokalis GMB, pertimbangan rupiah rupanya jauh dari pikiran Bams. “Di pelayanan
gue betul-betul nothing to lose. Gue enggak nyari duit dan ketenaran, karena
ketenaran juga enggak ada gunanya,” imbuh pria kelahiran 16 Juni 1983 ini. Bams
berharap apa yang dilakukannya bisa membantu orang-orang yang tengah butuh
pencerahan.
Usut punya usut, ternyata
alasan Bams terjun di dunia pelayanan karena nasihat Sang Ayah. “Bokap
(Ayah-red) gue selalu bilang, jangan ketika kamu sudah menjadi ampas dan cacat,
kamu baru melayani Tuhan Yesus,” jelas jemaat GBKP Cempaka Putih, Jakarta.
Selain gara-gara nasihat Sang Ayah, rupanya Bams juga terinspirasi dari Ayahnya. “Di Gereja Bokap aktif melayani. Dia ikut vokal grup. Dia juga mendirikan LBH buat masyarakat yang teraniaya tetapi enggak mampu bayar. Masak gue yang cuma punya Band Samson enggak mau melayani,” ujar putera dari Pengacara Hotma Sitompoel ini.
Bams menyimpan kekaguman terhadap Ayahnya. Meski sudah menjadi pengacara hebat, ia masih memiliki hati untuk melayani Tuhan Yesus dan orang lain. Sikap itulah yang kini ditirunya. Selagi mampu berkarya, ia ingin melayani Tuhan. Ia tidak ingin nantinya menyesal bila terlambat melayani Tuhan. “Bukannya gue menyombongkan diri. Gue ingin orang lain tertular semangat gue. Jangan nantinya telat melayani.”
TIDAK MERUBAH DIRI
Menjadi penyanyi rohani tidak
hanya dituntut bisa menyanyi dengan baik.Ia juga harus memiliki kepribadian
yang baik. Itu berarti Bams pun harus demikian. “Kehidupan sehari-hari gue
enggak ada yang perlu dirubah. Gue tahu yang namanya dunia gemerlap karena gue
manggung di klub. Cuman gue enggak ikut-ikutan pake narkoba, seks bebas, dan
alkohol. Gue bersih dari itu semua.”
Sebagai penyanyi sekuler, memungkinkan bagi Bams untuk harus manggung di klub. Namun, kesempatan itu tidak ia salah gunakan. Ia ingin menjadi terang di tempat itu. Caranya, ia menolak untuk minum-minuman keras, seks bebas, dan narkoba. Ia ingin menunjukkan kepada teman-temannya bahwa ia bisa bersih dari minum-minuman keras, seks bebas, dan narkoba. “Kalau gue bisa, berarti mereka juga bisa,” tandasnya.
Kendati demikian, godaan untuk mencicipi alkohol, seks bebas, dan narkoba selalu datang. Selama ini Bams bisa menolak berbagai godaan tersebut. “Godaan apapun sebetulnya bisa kita taklukin. Sebab itu semua sebenarnya datang dari pikiran. Gue punya banyak temen yang jatuh dalam seks bebas, alkohol, dan drugs. Mereka nyesel banget sudah melakukan itu semua.”
Bams belajar dari pengalaman teman-temannya yang jatuh dalam seks bebas dan narkoba. Ia tidak ingin hidupnya sama seperti teman-temannya. “Terlalu banyak yang harus dikorbankan. Konsekuensinya lebih berat ketimbang nikmatnya yang sesaat,” katanya.
Bams melihat harga yang harus dibayar terlalu besar bila menuruti keinginan dosa seks, narkoba, dan alkohol. Karena itu, Bams lebih memilih melayani Tuhan Yesus dan menyenangkan orang lain, sebab kepuasannya tidak bisa terbayar dengan materi apapun.
sumber : rizkypurukan08.blogspot.co.id
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDelete